12.11
3
Sudah Siapkah Anda Berkontribusi?
Oleh: Zakiah Zainun
Dewasa ini banyak orang yang meneriakkan perlunya peran alumni Timur Tengah, khususnya mesir. Luar biasa bukan? Iya, memang luar biasa! Yang perlu dipertanyakan adalah, sudah luar biasakah persiapan kita untuk melanjutkan new life di Nanggroe tercinta? Dalam peribahasa Arab dikatakan, “Man ‘arafa  bu’da as-Safari, fasta’adda,” barang siapa yang mengetahui jauhnya perjalanan, maka bersiap-siaplah. Rangkaian kalimat hikmah yang mengandung makna mendalam dan inspiratif untuk kita ketahui.
Hidup adalah perjuangan, yang mana butuh usaha dan doa untuk menggapai sebuah kesuksesan dan kejayaan. Setiap orang bisa sukses luar biasa dengan cepat bila membantu orang lain untuk juga merasakan sukses, karena manusia itu makhluk sosial dan saling membutuhkan satu sama lainnya.
Kenyataan yang sudah terjadi di Nanggroe, beberapa kalangan mengusik bahwa alumni Timur Tengah masih kurang berperan aktif.  Hanya beberapa orang saja yang kelihatan taringnya, padahal alumninya sangat membludak. Ini membuktikan bahwa masyarakat Aceh sangat perhatian dan membutuhkan peranan dan kontribusi alumni Timur Tengah yang luar biasa. Dengan berbagai alasan, salah satunya karena mereka belajar ilmu agama dan mendalaminya.
Nah, sudah siapkah kita untuk menatap indahnya mentari di Tanoh Rencong, tanah kelahiran kita yang sangat kita banggakan? Mari sama-sama kita memperbaharui niat lillahi ta’ala untuk bisa memberikan pelayanan dan kontribusi yang baik dan excellent untuk masyarakat Aceh.
Adapun beberapa upaya yang harus kita lestarikan dan perhatikan kembali, diantaranya:
1.       Melestarikan spirit akademis dan mempersiapkan ilmu sebanyak-banyaknya 
Yang dimaksud melestarikan di sini adalah meneruskan kembali semangat yang telah kita bangun. Menjadi seseorang yang haus ilmu itu perlu. Apalagi Mesir adalah negeri para Nabi dan diibaratkan gudang ilmu. Saatnya kita memacari ilmu sebanyak-banyaknya, baik itu ilmu yang bersifat akademis maupun non-akademis.

Ilmu itu tidak hanya di bangku kuliah saja, karena itu belum cukup bekal kita untuk menghadapi masyarakat nanti. Kita juga pelu meningkatkan kemampuan diskusi, debat, telaah buku, menyuburkan budaya riset, aktif menulis dengan kerangka nalar ilmiah, memperluas wawasan dan sebagainya. Sehingga kita mampu mengekspresikan ilmu-ilmu tersebut di depan khayalak ramai demi membangun sistem dunia pendidikan Aceh yg ideal ke depan. Jadikan ini tantangan, tanamkan semangat juang tanpa henti. “where there is a will there is a way.”

2.       Menggeliatkan investasi karya-karya dan mengembangkanbakat Mahasiwa Aceh di Mesir
Mahasiswa aceh di Mesir Alhamdulillah aktif di berbagai bidang, selain aktif di organisasi dan kajian, mereka juga aktif mempelajari Khath Al quran (kaligrafi), tahsin Al quran (membaca Al quran sesuai ilmu tajwid), Tahfidh Al quran (hafalan Al quran), menjahit, merajut dan menyulam (khusus akhwat) dan lain sebagainya. Keahlian dan keterampilan tersebut bisa dikembangkan lebih komprehensif. Misalkan, mengadakan pameran karya KMA (KMA exhibition) agar nantinya bisa diinvestasikan untuk masyarakat Aceh khususnya. Karya-karya tersebut sangat berfungsi dan bermanfaat untuk kemajuan Aceh agar lebih progresif dalam segala bidang.

3.       Memperluas link (jaringan)
Organisasi adalah sarana pembelajaran, dan bukan suatu hal yang bertolak belakang dengan dunia akademis. Organisasi itu ilmu kemasyarakatan, yang merupakan sarana untuk belajar , mempelajari karakter, perangai dan psikologis manusia yang akan kita hadapi nanti di masyarakat. Jaringan di sini mencakup perluasan jaringan internal dan eksternal. Selain menjalin ukhuwah dengan satu bangsa, kita juga perlu berkomunikasi aktif dengan negara-negara luar. Apalagi kita sedang melanjutkan studi di luar negeri, ini kesempatan emas untuk memperluas link. karena jaringan-jaringan tersebut bisa kita ambil manfaatnya ketika kita sudah kembali ke Nanggroe. Contoh yang sangat terlihat, pemerintah Aceh mengundang Syaikh-syaikh Al- Azhar untuk menghadiri acara-acara Islami yang diadakan. Nah, tentunya peranan alumni Timur Tengah sangat dibutuhkan dalam bidang ini, dan lain sebagainya.

Carilah pengalaman dalam segala bidang  sebanyak-banyaknya, karena pengalaman itu adalah guru. Selama niat kita dalam kebajikan, Insya Allah akan dimudahkan olehNya. So, Arrange to get better.

4.       Memahami karakter dan culture masyarakat Aceh
“Di mana bumi dipijak, di situ langi dijunjung.”
Belum tentu semua mahasiswa Aceh di Timur Tengah memahami secara detail tentang karakter dan culture masyarakat Aceh. Otomatis hal ini merupakan PR besar untuk kita semua. Kita harus mengenal adat istiadat dan budaya Aceh. Bagaimana kita bisa memimpin dan mengajarkan ilmu untuk suatu kaum tanpa memahami karakter dan culture mereka?

Mumpung belum terlambat, mari sama-sama  kita menelisik kembali culture Aceh lebih mendalam, belajar  berinteraksi dengan baik dan cara menarik simpati masyarakat. Berikan kontribusi dan partisipasi kita sebanyak-banyaknya untuk kemajuan pembangunan Aceh.

“jika kita memiliki keinginan untuk memulai, kita juga harus mempunyai keberanian dan keinginan untuk menyelesaikannya, bukan hanya mengakhiri.”
Saatnya kita buktikan bahwa kita bisa memberikan peran aktif dan kontribusi yang baik untuk Aceh. Bersiap-siaplah dari sekarang , bersama bersatu, berprestasi dan berdedikasi untuk Aceh yang satu. Jagalah kepercayaan yang telah mereka berikan kepada kita. Karena kepercayaan yang telah hilang mungkin tak akan pernah bisa kembali. Untuk itu, jika kita telah dipercaya, jaga jangan sampai kita kehilangan. Whatever you do, love it! 


Semoga tulisan yang singkat ini dapat bermanfaat untuk saya dan kita semua. Jangan hanya mencintai Aceh saja, tapi berusahalah untuk membahagiakannya. Wallahu a’lam.
Next
This is the most recent post.
Previous
This is the last post.

3 komentar:

  1. Tulisannya keren sekali Mbak. :-d :>)

    BalasHapus
  2. "memahami karakter dan culture orang Aceh"
    nyan payah peuget penelitian lom meu sithon..lon siap jadi Tour Guide...haha

    BalasHapus